Salatiga –Walikota Salatiga, Yuliyanto, pada hari Senin, 22 Juli 2013 telah meresmikan sebuah masjid yang terletak di kompleks perkantoran Jalan Pemuda No. 2 Salatiga. Masjid tersebut diresmikan dengan nama Masjid Jati Panyuluh. Dalam sambutannya, beliau sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah menyebabkan berhasilnya pembangunan masjid tersebut. Beliau juga berharap agar proyek-proyek pembangunan yang ada di Kota Salatiga dapat mengambil contoh pembangunan sebuah masjid. Beliau mengatakan bahwa hanya dengan dana awal minim, dan kepanitiaan saja masjid dapat terbangun dengan bagus, apalagi proyek pembangunan yang memiliki kelengkapan lebih baik.
Masjid Jati Panyuluh – pada peletakan batu pertama juga oleh Walikota Salatiga (7/9/2012) – pada awalnya direncanakan berupa mushola dengan nama At-Taqwa. Dalam perkembangan selanjutnya, atas saran dari Walikota, bangunan yang awalnya 6×6 m kemudian diperluas menjadi 8×8 m dan akhirnya diresmikan sebagai sebuah masjid. Dari mulai peletakan batu pertama hingga diresmikan, telah menghabiskan dana sebesar Rp. 175.752.600. Pembangunan tersebut memakan waktu kurang lebih 10 bulan.
Peresmian Masjid Jati Panyuluh tersebut juga dihadiri oleh
jajaran kepala SKPD, Camat, dan Lurah di Kota Salatiga. Tampak pula di tengah-tengah hadirin, ketua MUI Kota Salatiga, Takmir Masjid Damarjati, dan beberapa tokoh masyarakat. Pada kesempatan tersebut, Wakil Walikota Salatiga, H. Muh. Haris, berkenan memberikan tausiyah.
Dalam Tausiyahnya, beliau menyambung harapan dari Kepala BKD Kota Salatiga yang juga berkesempatan memberikan sambutan sebelumnya. Harapan tersebut adalah agar setelah selesai diresmikan, masjid Jati Panyuluh dapat dimakmurkan. Wakil Walikota Salatiga memberikan tausiyah, bahwa ada lima golongan yang dapat memakmurkan masjid seperti yang tertera dalam Al-Qur’an Surat at-Taubah ayat 18. Golongan tersebut adalah: orang-orang yang beriman kepada Allah, beriman kepada hari akhir, menegakkan shalat, membayar zakat, dan orang-orang yang tidak takut kecuali kepada Allah.
Sebelumnya, dalam sambutan beliau, Kepala BKD Kota Salatiga, Adhi Isnanto, Selaku Penasehat Panitia Pembangunan melaporkan bahwa panitia berhasil mengumpulkan dana untuk pembangunan masjid kurang lebih sebesar Rp. 166.284.450,-. Selain uang, juga berhasil dikumpulkan bantuan berupa barang antara lain: semen, pasir, lampu gantung, AC, dan sound system. Untuk itu beliau mengucapkan terima kasih kepada para dermawan yang telah berinfaq di jalan Allah untuk pembangunan masjid tersebut. Beliau juga optimis, walaupun panitia masih meninggalkan hutang dalam pembangunan masjid tersebut, namun dengan ijin Allah hutang tersebut insyallah nantinya dapat terselesaikan. Beliau juga mendoakan agar amal baik para donatur tersebut tergolong sebagai amal jariyah yang tidak putus pahalanya hingga hari kiamat.
Mengenai makna dari nama masjid “Jati Panyuluh” juga dijelaskan oleh beliau Kepala BKD Kota Salatiga. Beliau menjelaskan bahwa kata Jati berarti murni, asli, benar, sesungguhnya. Sedangkan kata panyuluh berasal dari suluh yang berarti barang yang digunakan untuk menerangi, obor. Sehingga panyuluh berarti pemberi penerangan, petunjuk jalan. Jati Panyuluh berarti “petunjuk jalan yang benar atau pemberi penerangan yang sesungguhnya. Makna tersebut diperkuat dengan bentuk kubah masjid yang berupa segilima, menggambarkan rukun Islam. Nama Jati Panyuluh juga bermaksud mengabadikan nama Kyai Damarjati, seorang pendakwah agama Islam yang dimakamkan di Jl. Pemuda No.2 Salatiga.
Beliau juga menjelaskan bahwa maksud dan tujuan pembangunan masjid tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan tempat ibadah yang representatif bagi umat Islam di sekitar lokasi. Seperti yang diketahui, bahwa di kompleks perkantoran Jalan Pemuda No. 2 Salatiga terdapat tiga Kantor Pemerintah, yaitu: BKD, BPPT&PM, DISDUKCAPIL, dan satu Kantor Perbankan yaitu BPD Jateng. Sedangkan jumlah karyawan/karyawati yang bekerja di keempat perkantoran tersebut kurang lebih berjumlah 300 orang.
Rangkaian acara peresmian masjid Jati Panyuluh tersebut berlangsung hingga malam hari. Setelah peresmian, masih ada rangkaian acara khataman Al-Qur’an 30 Juz, buka bersama dan shalat tarawih bersama. Rangkaian acara-acara tersebut berlangsung dengan penuh hikmat selaras dengan pelaksanaannya di bulan Ramadahan dimana umumnya seluruh masjid dimakmurkan oleh umat muslim sedunia.